Daerah

Arah Baru Polman, H. Zainal Abidin Bagikan Pengalaman Keliling Pelosok Polman

×

Arah Baru Polman, H. Zainal Abidin Bagikan Pengalaman Keliling Pelosok Polman

Sebarkan artikel ini
IMG 20240503 144556 scaled
H. Zainal Abidin (tengah) didampingi Sekertaris Gelora Rifaldy Djalil dan Ketua Pemuda Muhamadiya Alauddin.

POLMAN, POJOK RAKYAT — Hari-hari kampanye Caleg beberapa bulan kemarin merupakan peroses menambah wawasan aktual, nyata dan otentik. Sebagai masyarakat Polman, kita tentu tidak asing pada cerita drama keluarga masyarakat Desa Lenggo, Biru, Tu’bi dan sederet Desa yang selama ini menopang dan menjadi penyangga jalannya pemerintahan Kab. Polman dari hasil SDA Desa-desa tersebut.

Kisah yang saya maksud adalah terputusnya jalur arus produksi hasil Sumber Daya Alam karena jalur utama menuju pasar yang belum tersedia atau masih rusak atau belum terdaftar di proyek strategis pembangunan Kabupaten ataupun Provinsi.

Atau satu kisah yang lebih spesifik adalah cerita perjuangan masyarakat yang harus berjalan melewati hutan dan bebukitan, naik-turun menembus kabut di malam hari, di tengah kegelapan bergegas sambil berlari menandu seorang ibu hamil menuju Rumah Sakit di Ibu Kota Kecamatan.

Banyaknya Desa di Kab. Polman yang belum mandiri merupakan bukti bahwa Kab. Polman membutuhkan pemerintahan baru dengan managemen baru yang berbasis pada kebahagiaan hidup manuasianya.
Lebih dari 100 hari di ratusan Desa, Kader-kader Partai Gelora dan saya sendiri telah berkeliling, memandu langkah kaki, menggedor ribuan pintu demi pintu, menyapa masyarakat yang tak terjangkau dari ujung Polman di sebelah Selatan-hingga ke Timur, Barat hingga Utara dan kembali lagi ke kediaman Kami di Wonomulyo.

Ada cerita yang lain, unik dan luar biasa ironis ketika kembali ke Wonomulyo, persoalan sampah yang tak kunjung diselesaikan oleh Pemerintah, meski aromanya menyengat, mengganggu pemandangan, mengotori Kota, menumpuk di sudut-sudut pasar atau di sekitar Terminal Wonomulyo. Atau bahkan di ruang yang paling privat: di depan rumah, di halaman rumah Kita sendiri. Parahnya, cerita ini juga terjadi di Ibukota Kabupaten: POLEWALI.

Di Wonomulyo, hari-hari ini kita melihat pembangunan Kota seperti tak bergerak atau berjalan bak kura-kura, bahkan cenderung dibiarkan, ditinggal dan diabaikan. Fakta ini menyebabkan wajah kota terlihat semrawut, tak terurus dan kumuh. Alun-alun Kota, Pasar induk, Pasar Ikan, terminal Kota Wonomulyo, bahkan bangunan utama Mesjid Raya Merdeka di depan rumah tinggal Kami juga telah menjadi kumuh.

Telat rasanya bersuara untuk kota tempat kelahiran saya ini: Kota Wonomulyo. Tentu, jika nada kritik ini tak diperdengarkan di momen Pilkada dan di ruang-ruang politik seperti ini, keyakinan Saya tak akan ada pihak-pihak terkait yang ingin mencermati lalu menindaklanjutinya.

Di momentum politik inilah, nada kritis membangun harus dilantunkan-diperdengarkan, sebagai upaya negosisasi demi tumbuhnya sikap demokrasi yang Pancasilais.

Polman membutuhkan pemimpin yang memiliki daya juang yang kuat, tekad yang tak goyah, konsisten dalam menata kehidupan masyarakat, istiqamah dalam memperjuangkan nilai-nilai Pancasila dalam bertindak dan berpikir.

Berpengalaman dan berpengetahuan luas.
”Berapa banyak guru yang tersisa” Kata Kaisar Hirohito beberapa saat setelah menyadari Jepang telah dihancurkan oleh Bom Nuklir. Peristiwa di tahun 1945 ini dikenal dengan Bom Hiroshima. Sejarah mencatat bahwa Jepang hanya membutukan waktu 20 tahun untuk bangkit kembali, berdiri tegak menjadi Negara Superpower. Setelah menjadikan guru-guru sebagai prioritas dan faktor utama pembangunan di seluruh wilayah Jepang.

Dari Jepang, Kita belajar untuk terus menumbuhkan harapan pada janji perubahan generasi mendatang, di pudak para guru.
Mengakhiri ceramah politik ini, Kami mengucapkan selamat Hari Pendidikan Nasional, ing ngarso sontolodo, ingmadya mangunkarso, tutwuri Handayani, kata guru besar Indonesia Ki Hajar dewantoro. Ungkapan kalimat ini terang memberikan optimisme logis bagi peradaban manusia bahwa kejayaan, keberhasilan dan kesuksesan manusia lahir dari rahim seorang guru yang terpercaya.

Demikian, dengan SADAR, Saya Zainal Abidin menyatakan diri sebagai Bakal Calon Wakil Bupati Kab. Polman Periode 2024-2029. Sebagai sikap politik untuk membenahi Polman dan mengemban amanah menuju Arah Baru Polman ke depan.(***)

Screenshot 20250716 222443 Gallery
Daerah

POJOKRAKYAT.ID — 44.475 warga miskin di Kabupaten Polewali Mandar bakal dapat bantuan beras medium 20 Kilogram untuk setiap penerima dari pemerintah pusat yang akan dibagikan pada bulan ini.

Screenshot 20250708 220320 Google
Daerah

Proyek pembangunan hanggar pengelolaan sampah di eks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Paku, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, menjadi sorotan publik. Setelah menelan anggaran awal sebesar Rp 600 juta pada tahun 2024 dan mangkrak di tengah jalan, proyek ini rencananya akan kembali dilanjutkan tahun ini dengan tambahan anggaran fantastis senilai Rp. 4 miliar. Rabu 8/7/2025.