POLMAN, POJOKRAKYAT — Oknum guru di Kecamatan Matakali diduga menyunat dama Bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) yang diterima oleh siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Matakali Kabupaten Polewali Mandar. Kamis 26 September 2024.
Berdasarkan informasi yang dihimpun bantuan PIP yang diterima oleh siswa dicairkan oleh siswa melalui rekening lalu kemudian Rp. 100.000 hingga Rp. 200.000 di transfer kembali oleh siswa ke oknum guru yang mengajar disalah satu sekolah di Kecamatan Matakali yang mengurusi bantuan tersebut.
Penelusuran jurnalis Radar Sulbar, siswa penerima PIP diminta untuk tidak menyampaikan permintaan dana oleh oknum guru tersebut ke Kepala Sekolah karena Kepala Sekolah tidak mentolerir pemotongan bantuan siswa.
“Kami diberi tahu agar Kepala Sekolah jangan sampai tahu kalau ada pemberian uang ke guru yang mengurusi beasiswa ini,” ujar salah seorang orang tua siswa mendampingi anaknya yang ikut memberikan uang ke oknum guru tersebut.
Orang tua anak tersebut mengungkapkan bahwa ia sudah meminta agar anaknya meminta keitansi kepada oknum guru tersebut karena alasannya meminta uang dari siswa yakni untuk sumbangan pembangunan musholla dan uang cape.
“Dari penjelasan anak saya, guru ini meminta ke anak-anak dengan alasan pembangunan musholla, makanya kami tanyakan musholla mana yang dibangun karena tidak ada kwitansinya diberikan,” ujar salah satu orang tua siswa.
Oknum guru berinisial R ini sudah tidak lagi mengajar di SMAN Matakali tapi disalah satu sekolah di Matakali. Informasi dihimpun, uang yang diambil dari siswa diberikan kepada tiga orang oknum guru lainnya di SMAN Matakali dan untuk orang pusat.
Sementara itu, Kepala SMAN Matakali menjelaskan bahwa yang mendapatkan PIP periode sebelumnya sebanyak 15 orang dari 150 orang jumlah siswa keseluruhan, sementara yang baru akan melakukan pencairan bantuan terdapat 22 orang siswa dan bantuan ini dicairkan oleh siswa sendiri.
“Semenjak saya diamanahkan sebagai Kepsek 2022 lalu kami tidak pernah memotong PIP dan tidak pernah menginstruksikan kepada guru untuk melakukan pemotongan dan sudah mewanti-wanti guru tidak melakukan pemotongan,” jelas Kepala SMAN Matakali Lukman Ali saat dikonfirmasi via telpon.(bdt)