POLEWALI, POJOK RAKYAT — Nur Hanifa (11), siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri (SDN) 004 Polewali harus merelakan waktu bermain dengan teman-temannya karena saat bel istirahat berbunyi ia berlari ke rumahnya untuk mengurusi ayahnya yang sedang sakit.
Sejak beberapa bulan terakhir anak pertama dari Sudirman, warga Kelurahan Wattang Kecamatan Polewali ini membagi waktunya untuk sekolah dan merawat ayahnya yang sakit sejak setahun terakhir. Karena jarak sekolahnya cukup jauh untuk berjalan kaki kerumahnya sehingga ia kadang berlari saat bel istirahat berbunyi agar tak tertinggal jam pelajaran berikutnya.
Setiap waktu istirahat bermainnya di sekolah Nur Hanifa pulang kerumahnya untuk memberi makan ayahnya yang hanya bisa duduk diatas kursi roda dan adik-adiknya yang masih kecil. Aktifitas ini menjadi rutinitas Nur Hanifa sejak beberapa bulan terakhir karena Ibunya sudah meninggalkan rumah sejak beberapa bulan terakhir.
Syamsir Paman Nur Hanifa menuturkan ia terkadang meneteskan air mata melihat kondisi adiknya yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi sehingga ponakannya yang masih sekolah terpaksa harus bolak-balik dari sekolah ke rumah ayahnya untuk memberi makan dan adik-adiknya.
“Kadang saya meneteskan air mata pak karena tidak bisa membantu saudara dan ponakan saya, kalau Nur Hanifa berangkat ke sekolah itu biasa minta uang jajan ke neneknya tapi karena tidak punya anak ini hanya bilang biar makan nasi saja sebelum berangkat ke sekolah,” tutur Syamsir yang ditemui di kantor Baznas Polman.
Lanjutnya, saya kadang terpaksa menghindar ketika mendengar anak ini minta uang ke neneknya saya merasa sedih karena kita mau kasi tapi tidak ada yang bisa di diberikan sama sekali.
Syamsir mengungkapkan, sejak setahun terakhir adiknya Sudirman (40) sudah bolak balik masuk ke rumah sakit dan setiap kali masuk itu harus menyiapkan uang Rp. 300.000 untuk jaminan di bank darah.
“Kalau masuk rumah sakit itu kita biasa pinjam karena biasa tiga kali masuk rumah sakit dalam satu bulan dan setiap kali masuk rumah sakit itu pasti butuh darah,” terang Syamsir.
Ia juga mengatakan, untuk kebutuhan adiknya dan ponakannya ini ia kadang berbagi beberapa liter beras yang ada dirumahnya. Pekerjaannya sebagai buruh bangunan penghasilan nya tidak menentu dan sejak beberapa bulan terakhir ia tak mendapat panggilan bekerja.
“Sudah beberapa bulan terakhir ini tidak kerja lagi, nanti kerja kalau ada panggilan butuh jasa buruh bangunan.” ujar Syamsir.
Nur Hanifa yang ditemui di rumah neneknya di jalan Kemakmuran Polewali di gang sempit yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Siswa SDN 004 Polewali yang bercita-cita jadi bidan ini sangat senang mendapat kunjungan dari Ketua Baznas Polman H. Nurrahman dan staffnya yang datang membawa bantuan.

Ketua Baznas Polman H. Nurrahman menyampaikan, sebagai garda terdepan permasalahan sosial Baznas adalah wadah yang mengumpulkan dan dari donatur yang dikumpulkan oleh Baznas.
“Apa yang kami salurkan ini adalah donasi dari orang-orang yang memiliki kepedulian yang menitip donasinya di Baznas dan yang dibantu kali ini sudah memenuhi kriteria nya yaoni orang yang sakit,” jelas Ketua Baznas Polman H. Nurrahman.
Ia berharap dapat terus diberi kesehatan agar dapat membantu masyarakat yang membutuhkan uluran tangan. Ia juga meminta Nur Hanifa dapat terus merawat ayahnya dan tetap fokus belajar agar dapat meraih cita-cita nya.(bdt)