POLMAN, POJOK RAKYAT — Resah pengerukan sungai Matakali belum tuntas dan alat berat akan ditarik oleh pihak Balai, Warga Kecamatan Matakali Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat berembuk mencari solusi anggaran pembiayaan bahan bakar minyak alat dan meminta alat berat Balai dapat dipinjamkan kepada warga. Senin 03/02/2025.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Proses pengerukan sungai Matakali baru beberapa kilometer yang telah dikeruk namun alat berat milik Balai yang diterjunkan sudah akan ditarik karena anggaran sudah tidak mencukupi untuk menuntaskan pengerukan endapan sepanjang sepuluh kilometer yang seharusnya dikeruk.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Polman Amiruddin,Lurah Matakali, dan Perwakilan PUPR Polman turut hadir dalam rembuk warga yang dilaksanakan dirumah salah satu masyarakat Kelurahan Matakali. Amir menyampaikan, warga berkumpul mendiskusikan terkait informasi rencana penarikan alat berat milik Balai.
“Hasil kunjungan Komisi III ke Balai juga mengatakan bahwa kegiatan pengerukan ini bukan proyek melainkan menggunakan anggaran pemeliharaan saja yang memang tidak menutup kemungkinan akan ditarik secepatnya atau diberhentikan,” jelas Ketua DPC PKB Polman Amiruddin usai berembuk dengan warga.
Lanjutnya, hari Senin depan hal ini akan didiskusikan di DPRD Polman untuk membicarakan kelanjutan menyelesaikan pekerjaan dengan catatan Pemerintah Kabupaten Polman mencari pembiayaan.
Namun apabila Pemerintah tidak mampu memberikan solusi maka masyarakat Kecamatan Matakali akan mencari jalan lain dengan berupaya patungan untuk membeli BBM alat berat tersebut.
Amir menyampaikan alat berat milik Balai ini sudah bekerja selama satu pekan dengan menghabiskan anggaran Rp. 200 jutaan.
Ditempat yang sama, salah satu petambak di Matakali Nurdin meminta agar alat berat milik Balai tidak ditarik dulu karena masyarakat masih berupaya mencari solusi agar penyelesaian pengerukan sungai ini bisa terselesaikan.
“yang dikerjakan ini belum cukup sepuluh kilometer sementara sungai yang harus dikeruk ini panjangnya sepuluh kilometer sampai di muara,” ujar Nurdin.
Ia menyampaikan, jika tidak dikeruk sampai di muara maka tambak warga tetap akan terdampak. Ia sendiri mengaku telah merugi akibat luapan air sungai.
“jika hanya dikerjakan begini justru akan membuat semakin parah karena air akan terbendung sementara yang belum dikeruk itu mengecil alirannya.” tandas Nurdin.(bdt)