POLMAN, POJOKRAKYAT — Jaringan Oposisi Loyal (JOL) nilai sejumlah program kerja ASSAMI di 100 hari kerja sebagai Bupati dan Wakil Bupati Polewali Mandar gagal dalam menjamin keadilan layanan dasar di Polman. Rabu 11 Juni 2025.
Menurut JOL 100 hari kerja ASSAMI diantara ritual kekuasaan dan kegagalan Struktural. Dalam 100 hari kekuasaan pasangan Assami dinilai berhasil membangun narasi bukan solusi. Gagasan Polman sehat, cerdas, maju, Terjebak dalam kerangka pembangunan elitis yang tidak menyentuh akar-akar ketimpangan struktural.
Pemerintahan ASSAMI dinilai gagal Menjamin keadilan distribusi layanan dasar seperti Pendidikan, sampah, pangan, dan air bersih, menghapus ketimpangan antara pusat kota dan desa tertinggal, membuka ruang partisipasi rakyat dalam perencanaan dan pengawasan, dab membebaskan layanan publik dari logika proyek dan pencitraan.
JOL juga memaparkan sepuluh program pemerintah yang dinilai gagal yakni program pengelolaan sampah di dua KSM dengan kapasitas 10 ton perhari sementara menurut JOL fakta dilapangan volume sampah kota polewali mencapai 60 – 80 ton perhari yang mengakibatkan banyaknya pembakaran terbuka.
“Hanya melayani 12 sampai 15 persen kebutuhan kota tidak menyentuh kampung-kampung rakyat pekerja, ini kosmetika kebijakan menutup borok sistem pengelolaan sampah yang tak berpihak pada rakyat,” jelas JOL Akmal.
Pematangan TPST Paku dan Sattoko belum berfungsi, TPST dinilai mati suri, tidak ada sistem transportasi dan manajemen keberlanjutan. Pemerintah membangun monumen infrastruktur tanpa ruh pelayanan, revitalisasi disini hanya nama lain dari pelapisan cat diatas reruntuhan sistem.
Sekolah Rakyat yang direncanakan dibangun di Desa Sambali-wali menurut JOP baru sebatas janji belaka, beasiswa anak putus sekolah tidak ada rincian sekolah dan menurutnya saat ini banyak anak tidak memiliki seragam, buku dan masih kekurangan guru.
Kemudian digitalisasi sekolah cloud 100 TB, banyak sekolah pelosok bukan hanya tidak punya akses internet tapi listrik pun belum masuk. Menurut JOL ini adalah proyek untuk vendor bukan murid, “digitalisasi tanpa infrastruktur adalah neoliberalisme dalam wujud baru,” ujar JOL.
Halo Assami juga tidak luput dari sorotan JOL, Halo Assami dinilai belum berjalan dan tidak ada pengaduan masyarakat yang transfaran dan repronsif bantuan alsintan dan irigasi yang menurutnya petani masih tetap dibawah cekraman kapital distribusi.
Koordinator Aksi JOL Akmal meminta agar Pemkab Polman melakukan audit independen dan partisipatif atas seluruh klaim capaian 100 hari kerja, transparansi data realisasi fisik dan anggaran, termasuk mekanisme distribusi proyek, bangun sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas desa bukan proyek OPD bertopeng pemberdayaan.
Pulihkan ruang musyawarah rakyat bukan sekedar formalitas musrenbang sebagai arena demokrasi kerakyatan dan hentikan budaya selfi kekuasan transformasi sosial tak akan lahir dari audiensi elitis, tapi dari pengorganosasian rakyat.
Aksi unjukrasa di depan gerbang kompleks kantor Bupati Polman ini sempat diwarnai saling dorong dengan Satpol PP. JOL kemudian diterima oleh Pj Sekda Polman Ahmad Saifuddin, didampingi asisten I Agusniah Hasan Sulur, Kepala Bappeda Himawan Jasin, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Andi Rajab, Kepala Dinas PUPR Husain Ismail dan Kasatpol PP Arifin Halim di lobi kantor Bupati Polman.
Pj Sekda Polman Ahmad Saifuddin menyampaikan, Bupati masuk saat Polman sedang tidak baik-baik saja. Saat ini sudah banyak yang dilakukan perbaikan sejak beliau menjabat.
Ia menyampaikan, Untuk sekolah rakyat semua dananya dari pusat. Bupati telah menyumbangkan tanahnya untuk program ini seluas enam hektar dan hibahnya sudah disampaikan ke Pemerintah pusat dan pembangunan sekolah rakyat akan dilaksanakan tahun ini di Desa Sambali Wali.
Ditempat yang sama, Kepala Bappeda Polman Andi Himawan menyampaikan, 100 hari tidak diatur dalam regulasi tapi menjadi komitmen hampir setiap daerah untuk visi misinya sebagai Kepala Daerah. Dalam 100 hari ini banyak tantangan salah satunya banyaknya hari libur.
Ia juga menyampaikan bahwa program yang berjalan saat ini masih merupakan produk yang dirumuskan di zaman Bupati sebelumnya bukan Bupati yang menjabat saat ini
“Ada tiga kondisi yang ingin dirubah yakni Polman sehat cerdas dan maju. 100 hari semua OPD sudah punya data apa yang telah dikerjakan bahkan sudah ada yang melakukan evaluasi atas program tersebut.” jelas Andi Himawan Jasin.
JOL kemudian membubarkan diri setelah mendapatkan jadwal akan bertemu langsung dengan Bupati Polman pada Senin pekan depan.(bdt)